Admin yang mengelola jaringan besar seringkali merasa perlu
membagi bagian jaringan menjadi bagian-bagian lebih kecil lagi (disebut
subnetworks) sebagai usaha memberikan fleksibilitas addressing.
Dengan subneting,sebuah network
address tunggal dapat kita pecahkan menjadi subnetworks,atau disingkat subnet.
Sebagai contoh network 172.110.1.0, 172.110.2.0 dan 172.110.3.0 kesemuanya
merupakan dari network 172.110.0.0
Subnet address tersebut dibuat
oleh administrator dengan cara “meminjam” bit-bit dari porsi host dan
merencanakannya sebagai subnet.
Ada beberapa alasan membangun
subnet :
1.
Mereduksi traffic jaringan
2.
Mengoftimasi performasi jaringan
3.
Memudahkan manajemen
4.
Mengefektifkan jaringan yang dibatasi area
geografis luas
Setelah anda memahami konsep
subnetting dengan baik, kini saatnya anda mempelajari teknik penghitungan
subnetting akan berkisar di 4 masalah : Jumlah subnet,jumlah host per subnet
dan alamat host,broadcast
Penulisan IP Address umumnya
adalah dengan 192.168.1.2 namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24,Apa
artinya ? artinya bahwa IP Address 192.168.1.2 dengan subnetmask 255.255.255.0
kok bisa seperti itu? Ya./24 diambil dari perhitungan 24 bit subnetmask
diselubung dengan binary 1 atau dengan kata lain,subnetmasknya adalah IIIIIIII.IIIIIIII.IIIIIIII.00000000
(255.255.255.0) konsep yang disebut CIDR (Classless Inter Domain Routing) yang
diperkenalkan pertama tahun 1992 oleh IEPT.
Pertanyaan berikutnya adalah
subnetmask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab
dengan table dibawah ini.
Subnetmask Nilai CIDR Subnetmask Nilai CIDR
255.128.0.0 /9 255.255.240.0 /20
255.192.0.0 /10 255.255.248.0 /21
255.224.0.0 /11 255.255.252.0 /22
255.240.0.0 /12 255.255.254.0 /23
255.248.0.0 /13 255.255.255.0 /24
255.252.0.0 /14 255.255.255.128 /25
255.254.0.0 /15 255.255.255.192 /26
255.255.0.0 /16 255.255.255.224 /27
255.255.128.0 /17 255.255.255.240 /28
255.255.192.0 /18 255.255.255.248 /29
255.255.224.0 /19 255.255.255.255 /30
0 komentar:
Posting Komentar